Cahaya dan Sirkulasi
Udara di Ruang Dapur
By Kevin
BAGI sebagian
orang, merancang dapur merupakan tantangan tersendiri ketika membangun tempat
tingal. Fungsinya sebagai salah satu sentral di sebuah rumah, yakni sebagai
pusat aktivitas yang berkenaan dengan pengolahan makanan yang merupakan sumber
tenaga dan nutrisi keluarga. Hal tersebut merupakan salah satu alasan dapur
sebaiknya didesain dengan baik.
Untuk menghasilkan dapur yang nyaman, sebaiknya dalam
merancang ruang dapur perlu kecermatan dan ketelitian. Di antaranya dengan
mengetahui lebih dulu mengenai pembagian aktivitas di ruang tersebut, seperti
penggolongan berdasarkan fungsinya. Berdasarkan fungsinya,dapur dibagi menjadi
dapur basah dan dapur kering. Dapur basah merupakan area yang digunakan untuk
aktivitas memasak dan mengolah makanan. Proses pencucian hingga pengolahan
bahan makanan dilakukan di sini. Sementara itu, dapur kering adalah area yang
digunakan untuk kegiatan yang serba ringkas, seperti menyajikan makanan.
Menyeduh segelas susu atau secangkir kopi bisa dilakukan di dapur kering.
Setelah mengetahui pembagian fungsi dapur ini, saatnya
membuat perencanaan tata letak dapur. Fungsi utama dapur sebagai tempat
penyimpanan, persiapan, dan pengolahan akan berpengaruh terhadap benda-benda
yang hendak diletakkan di dalamnya. Perhitungan jarak antara benda yang satu
dengan lainnya, seperti kompor, rak piring, lemari pendingin, dan bak cuci
piring.
Selanjutnya, pastikan cahaya matahari dapat masuk dan
menerangi dapur anda. Cahaya matahari yang cukup, selain berfungsi sebagai
penerang ruangan, juga dapat menghindarkan ruangan dari jamur dan hama. Hal ini
karena jamur dan hama kerap hinggap dan menempati area yang lembab.
Selain cahaya yang cukup, dapur juga seyogyanya terdiri dari
jendela yang berfungsi sebagai sirkulasi udara. Dengan sirkulasi yang baik,
asap dan uap hasil pembuangan proses memasak dapat dialirkan ke luar sehingga
udara di dalam dapur akan tetap terjaga kesegarannya dan tidak menimbulkan bau
tak sedap.