Rumah Rumput Ramah
Lingkungan
By Kevin
“PRING
iku mung suket, nagging gunane akeh banget…”
(Bambu itu hanya rumput, tetapi banyak sekali kegunaannya). Kata-kata itu
tersurat dalam puisi Sindhunata yang berjudul “Ngelmu Pring”.
Bambu yang termasuk keluarga rumput Poaceae ini memang dapat disulap menjadi beragam benda demi peningkatan kualitas hidup
manusia, termasuk salah satu kebutuhan pokok manusia, papan atau rumah. Masyarakat
Indonesia sudah sejak berabad lampau menggunakan bambu sebagai material utama
bangunan rumah. Sampai sekarang, rumah-rumah di pedesaan Jawa dan Sunda masih
banyak yang memanfaatkan bambu sebagai dinding, kasau, atau saka guru rumah
mereka.
Arsitektur modernpun merespons bambu dengan positif. Simon
Velez, arsitek tersohor dari Kolombia, menganjurkan penggunaan bambu sebagai
bahan utama bangunan. Kreasinya yang paling terkenal, Nomadic Museum, yang
material penyusunnya hampir semuanya adalah bambu, memukau seluruh dunia dan
melanglang buana dari New York ke California, Tokyo, dan Meksiko. Simon
menunjukkan kepada dunia kekuatan dan keindahan bambu dalam karya-karyanya.
Bambu dapat dijadikan salah satu pilihan untuk membuat
konstruksi bangunan seperti rumah atau kantor. Struktur bambu terbukti memiliki
banyak keunggulan. Seratnya yang liat dan elastic amat baik dalam menahan
beban, baik beban tekan/tarik, geser, maupun tekuk. Jenis bambu tertentu bahkan
dapat menggantikan baja sebagai tulangan beton. Bambu juga dinilai lebih ramah
lingkungan dibandingkan kayu karena lebih mudah dan cepat diperbaharui.
Jenis bambu yang paling sering digunakan sebagai material
konstruksi adalah bambu petung/betung dan bambu apus/tali. Bambu petung
memiliki dinding yang tebal dan kokoh. Diameternya dapat mencapai lebih dari 20
cm. bambu petung banyak dipakai sebagai tiang atau penyangga bangunan dan
dibelah untuk keperluan dijadikan usuk. Bambu apus yang berdiameter 4 hingga 10
cm sering dimanfaatkan sebagai komponen atap dan dinding pada bangunan.
Untuk meningkatkan daya tahan dan waktu pemanfaatannya,
bambu perlu diawetkan sebelum digunakan. Dulu orang mengawetkan bambu dengan
cara tradisional seperti merendam atau mengasapinya. Kini, metode pengawetan
bambu telah berkembang, antara lain proses boucheri
atau butt treatment yang menggunakan
larutan pengawet.
Dengan pengawetan, perancangan, dan perawatan yang baik,
anda pun tak perlu segan menggunakan bambu untuk konstruksi rumah anda. Meski
hanya rumput, bambu akan membuat rumah anda unik, indah, dan ramah lingkungan.