MERIAPNYA BISNIS
BAHAN BANGUNAN
By Kevin
Angin segar dalam
dunia property terus berembus. Pertumbuhannya memelesat dengan cepat
BAK CENDAWAN di musim penghujan, rumah-rumah baru
muncul mengisi lahan-lahan yang masih kosong. Kodisi ini amat wajar karena
konon kebutuhan rumah di Indonesia berkisar 800.000-850.000 unit per tahun.
Adapun yang terpenuhi baru sekitar separuhnya. Pertumbuhan di bidang property
pun tak ayal terus menanjak.
Pertumbuhan
tersbut juga didukung bertambahnya masyarakat kelas menengah, jumlah penduduk
yang besar, bunga kredit perbankan yang makin rendah, dan konsumsi domestic
yang solid. Merebaknya warga kelas menengah adalah faktor pendorong pertumbuhan
property yang paling penting. Para pengembang bahkan berani menyatakan 63
persen penduduk Indonesia adalah golongan menengah. Mereka inilah yang mampu
membeli atau mencicil rumah.
Namun, warga
yang kekuatan ekonomi yang tidak besar bukan berate tak membeli rumah. Mereak
tetap membeli rumah-rumah murah. Itulah sebabnya para pengembang terus
membangun rumah-rumah dengan harga rendah. Semau orang membutuhkan hunian.
Pasar untuk rumah, dengan berbagai variasi luas dan harganya, masih terbuka
lebar.
Bisnis bahan bangunan tumbuh subur
Pertumbuhan
property juga ditandai dengna munculnya berbagai bahan bangunan baru, sebagai
komponen utama bagi bisnis property, bahan bangunan niscaya akan makin banyak
diserap pasar. Tingginya permintaan bahan bangunan pun menuntut para produsen
bahan bangunan utnuk menghadirkan produk-produk baru, menciptakan inovasi, atau
menambah varian produk yang sudah dikeluarkan sebelumnya.
Berkembangnya
teknologi pembangunan gedungdari isu lingkungan yang marak dewasa ini juga
turut berpengaruh pada penciptaan bahan-bahan bangunan. Membangun berarti
berusaha menghemat energy dan sumber daya alam. Bahan-bahan bangunan baru pada
umumnya lebih memerhatikan ekologi lingkungan dan fisika bangunan. Ilmu bahan
bangunan baru bahkan dapat memberi pengertian terhadap cara, pengaruh, dan
akibat bahan bangunan yang digunakan dalam konstruksi gedung (Frick dan Widmer,
2006).
Bahan
bangunan amat krusial dalam pembuatan rumah atau bangunan lain karena
menentukan kualitas keseluruhan bangunan. Dengan semakin banyaknya bahan
bangunan baru, konsumen pun dapat lebih leluasa memilih sesuai dengan konsep
bangunan yang akan dibuatnya.
Konsumen
juga semakin dimudahkan memilih bahan bangunan dengan ritel modern yang
memiliki konsep menyediakan segala kebutuhan konsumen di bawah satu atap.
Membeli keperluan bahan bangunan di satu tempat saja akan menghemat waktu
konsumen dan membantu konsumen memilah mana yang paling cocok untuk bangunan
yang dirancangnya.Konsep inilah yang diusung oleh Mitra 10.
Mendirikan
bangunan bukanlah sekadar menjadikannya berdiri tegak. Dalam proses itu, anda
membangun sebuah tempat yang di dalamnya akan terjalin interaksi antar penghuni,
berlangsung obrolan seru, atau tercipta keceriaan dan kehangatann. Merencanakan
bangunan dengan bahan bangunan yang tepat adalah langkah bijak untuk menjadikan
semua interaksi itu terasa nyaman.