Mengusung Peradaban dari Fukuoka
By Nashrulah Nara, adaptasi oleh Kevin
Jepang tidak hanay mengandalkan kuil-kuil kuno sebagai obyek wisata. Properti modern pun, termasuk pusat perwatan kerata api (Hakata Car Maintenance Center), di Fukuoka, Kyushu, tak luput ditawarkan kepada pengunjung pada 27 November 2013
Jepang tak ubahnya sumur inspirasi
peradaban yang tak pernah kering untuk ditimba. Kupulauan Kyushu wilayah
selatan Jepang yang merupakan salah satu pusat perekonomian “Negeri Sakura”
tersebut, berupaya memantapkan perannya sebagai kiblat pembangunan kota-kota di
Asia.
Gencarnya kerja sama perkeretaapian antara Jepang dan
Indonesia belakangan ini bisa jadi menginformasi semangat itu. pusat perawatan
kereta api Jepang (Hakata Car Maintenance
Center) terletak di Fukuoka, Kyusu. Di sinilah perusahaan kereta api Jepang
(Shinkasen) merawat armada yang
melayani Jepang wilayah barat dan selatan.
Semangat “menebar” peradaban Jepang terungkap dalam
Kyusu-Asia Media Conference pada 27-28 November 2013 di Fukuoka. Mengusung tema
“Bridging Asia and Kyushu: the Media Link”
konferensi tersebut diikuti sekitar 20 wartawan dan pengelola perusahaan media,
termasuk tujuh perwakilan media dari luar Jepang.
Kompas salah satu dari tujuh panelis dari luar Jepang. Enam lainnya
adalah Shanghai Daily (China), The Busan Ilbo (Korea Selatan), Saigon Investment Finance (Vietnam), Khao Sod (Thailand), Inquirer (Filipina), India IToday dari Mumbai (India).
Forum ini diperkasai UN-habitat, organisasi PBB, program
cipta karya yang berkantor di Fukuoka (wilayah Asia-Pacifik).
Seperti diungkapkan coordinator officer UN-habitat, forum
media massa dipandang strategis untuk mendorong kemajuan peradaban, termasuk
menebar inspirasi penataan wilayah dari Jepang.
Guna memperkaya substansi pembahasan, UN-Habitat juga
melibatkan Kyushu Economic Federation. Lembaga ini menghimpun akademisi dari
berbagai disiplin ilmu berikut pengusaha.
Kyushu adalah wilayah selatan Jepang yang terbagi menjadi
delapan prefektur (pemerintahan kota). Salah satunya adalah Fukuoka. Kota yang
berpenduduk 306.000 jiwa ini merupakan pusat social-budaya di Jepang. Kuil kuno
dan property modern dijual sebagai komoditas wisata. Contohnya, Museum Nasional
Kyushu yang menghimpun peninggalan peradaban kuno Asia (termasuk China, Korea,
dan India). Tak ketinggalan jaringan keretaapi Hakata dan stadion sofbol
fukuoka yang mampu menampung 50.000 penonton.
Deputi Manajer Divisi Promosi Bisnis Kyushu, mengungkapkan,
di sejumlah kota di Asia, termasuk Jakarta, Kyushu punya jaringan bisnis yang
terus berkembang.
Kawahara yang sehari-hari berkantor di Bank Fukuoka antusias
menjelaskan jaringan dan bidang kemitraan itu. misalnya, industry otomotif,
elektronik, energy, serta pengolahan makanan dan minuman. Dengan populasi
penduduk yang besar, disertai tumbuhnya lapisan ekonomi menengah, kota-kota di
Asia (luar Jepang) menjadi pasar potensial bagi industry tersebut.
Di balik harapan dan pencapaian, sejumlah hal miris juga
dibahas, termasuk transportasi di Jakarta dan sejumlah kota metropolitan lain
di Asia Tenggara. Kemacetan lalu lintas, misalnya, disatu sisi membanggakan
sebagai symbol pesatnya industry otomotif yang didominasi Jepang. Namun, di
sisi lain juga menjadi tantangan bagi pemerintah dan semua pihak untuk menata
tranportasi public.
Jaringan transportasi terintergrasi di Fukuoka ditawarkan
sebagai model. Naik taksi dari bandara fukuoka ke pusat kota Tenjin hanya perlu
waktu 25 menit. Meski jarak sekitar 45 kilometer dan melewati pusat industry,
perjalanan lancar karena truk dan bus memiliki jalur khusus. Naik kereta api
tentu lebih cepat lagi.
Fukuoka layak menjadi acuan peradaban, termasuk dalam hal
kenyamanan bertransportasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar