Melirik Investasi
Perkantoran di Jakarta
Jakarta, ibu kota Indonesia, merupakan salah satu kota
dengan jumlah penduduk terpadat di dunia. The Richest pada April 2013 lalu
meliris daftar 10 kota terpadat di dunia. Jakarta berada pada urutan ke dua
setelah Tokyo, Jepang. Daftar ini berdasarkan sensus penduduk 2012. Tercatat,
Jakarta memiliki populasi hingga 26 juta jiwa.
Tingkat kepadatan penduduk ini jika hanya dilihat dari sisi
kemacetan saja tentu akan menjadi image yang buruk. Padahal jumlah penduduk
yang sedemikian besar tersebut menandakan Jakarta adalah pusat bisnis yang
terus tumbuh dan tumbuh. Bukankah itu baik bagi ekonomi negara kita?
Salah satu bisnis yang terus tumbuh di Jakarta adalah
property. Urban Line Institue (ULI) dan PricewaterhouseCoopers (PwC)
menahbiskan Jakarta sebagai arena investasi property nomer wahid se-Asia
Pacific pada tahun ini. Pertumbuhan bisnis dan investasi property di Jakarta
tidak melulu hanya semakin banyaknya hunian mewah, tetapi juga investasi di
property kantor.
Periode Juli-September 2013, sector perkantoran di Jakarta
sempat tergelincir karena berkurangnya serapan dan pasokan. Namun, harga sewa
sector perkantoran pada penghujung tahun 2013 ini masih signifikan. Lembaga
riset Cushman and Wakefield mencatat, pertumbuhan harga sewa perkantoran di
Jakarta tercatat 30 persen jauh di atas pencapaian kota-kota besar di dunia
lainnya, seperti Dublin, Irlandia (13 persen) dan Boston, AS (10 persen) yang
berada di peringkat kedua dan ketiga.
Meski tengah berada di situasi ekonomi yang tidak menentu,
Cushman and Wakefiled merekam pasar perkantoran global akan membukukan
pertumbuhan yang stabil pada 2014. Kesabilan ini juga akan terus berlanjut di
2015 seiiring optimisme pasar dan keyakinan baru dalam keuntungan bisnis.
Harga Melonjak
Mengutip dari Kompas.com, Director Services Coliers
International Indonesia mengagtakn sempat terjadi penurunan penyerapan unit
perkantoran, terutama di area central business district (CBD) Jakarta.
Menurutnya, penyebabnya adalah harga sewa dan jual tanah sudah terlalu tinggi.
Selain itu, di tengah haraga dollar AS yang terus melambung tinggi, harga sewa
kantor di Jakarta ikut merangkak naik.
Jika dilihat dari sisi keinginan dan permintaan, sebenarnya
tidak ada penurunan. Karena tampil di CBD adalah seperti sebuah keharusan bagi
perusahaan dengan profil besare khususnya perusahaan yang bergerak di bidang
financial, perbankan, jasa konstruksi, asuransi, dan telekomunikasi, serta IT.
Untungnya, penurunan tersebut tidak berlangsung lama.
Kuartal berikutnya kebutuhan akan ruang perkantoran di CBD kembali pulih. Hal
tersebut mendorong melesatnya haraga perkantoran sewa dan strata kelas A. masih
mengutip dari Kompas.com, hargasewa di CBD Jakarta kini sudah mencapai 300.000
hingga 500.000 per meter persegi per bulan. Harga itu masih diluar harga
servis.
Pulinya permintaan kantor ini ditengarai kerana ada
kebutuhan perusahaan asing atau multinasional. Hal ini dikatakan oleh Country
Head Jones Lang LaSalle Indonesia di kompas.com. sejatinya, meroketnya harga
perkatnroan di Jakarta lebih dari 30 persen sudah dimulai dari 2010. Kala itu,
harga permintaan eprkantoran sudah mencapai 18 juta-20 juta per meter persegi.
Setaip tahunnya, harga terus melonjak. Terakhir, pada tahun ini posisi
transaksi sudah berada di level 35 juta – 55 juta epr metr persegi.
Jones LangLaSalle memperkirakan, harga perkantoran di
Jakarta akan terus berlanjut hingga menyentuh angka ‘maksimal yaitu 70 juta per
meter persegi tahun depan. Harga ini mungkin bila dilihat akan sangat tinggi.
Namun, jika dibandingkan dengan kota di kawaqsana Asia Padifik lainnya seperti
Singapura, Hong Kong, Mumbai, Tokyo, dan Sydney, jakarta masih berada di bawah
mereka. Ibu kota Indonesia ini hanya unggul dari Kuala Lumpur, ibu kota
Malaysia.
Dikatakan tingkat investasi asing dan domestic masih tinggi
karena pertumbuhan ekonomi masih positif. Posperk ini akan terus berlangsung
positif hingga tahun 2014 sehingga bisa dikatakan Jakarta masih menarik untuk
investasi.
Langkah Awal
Sebagai ibu kota negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi
terbesar kedau di dunia, Jakarta menjadi sebuah symbol pembangunan di
Indonesia. Jalur Sudirman-Thamrin dan kawasan bisnis terpadu Jakarta seakan tak
pernah berhenti membangun. Perlahan, tetapi pasti, perkantoran berlevel
internasional dengna bentuk dan fasilitas mulai menjamur.
Salah satunya adalah
Sequis Tower, Gedung perkatnoran milik PT Farpoint uni bisnis dari Gunung Sewu
Group ini baru-baru menjadi proyek property pertama di Indonesia yang menerima
penghargaan dari MIPIM Award untuk kategori Best Future Project Asia Pacific
2013. Ini merupakan kebanggan tersendiri bagi Indonesia sekaligus menandai
permulaan PT Farpoint untuk menghadirkan a
state-of-the-art gedung perkantoran.
Awal pembangunan Sequis Tower yang baru ini dimulai dengan
groundbreaking pada 10 Desember 2013 di Kawasan bisnis terpadau SCBD. Sekarang
SCBD merupakan salah satu lokasi pengembangan kawasan urban yang paling penting
di Jakarta. Sequis Tower ini direncanakan akan siap pada kuartal kedua 2017.
Sequis Tower akan menjadi symbol generasi masa depan dari
gedung perkantoran international dengan grade
A. Farpoint membidik Sequis Tower bisa menajdi gedung perkantoran pertama
di Indonesia yang mendapatkan rating
platinum untuk Leadership in Energy and Environmental Designs (LEED) untuk
menarik perusahaan multinasional kelas dunia.
Pelopor Perkantoran
Kelas Dunia
Sequis Tower memiliki akses dari dua rah, yaitu dari SCBD
dan Jalan Sudirman. Ini akan menjadi suatu bentuk kenyamanan optimal yang
dihadirkan Sequies Tower menuju mal terkemuka, hotel, dan gedung perkantoran
lainnya dengan plaza terbuka. Didukung visi menjadi destinasi gaya hidu pdan
kebersamaan melalui kehadiran ruang public, pembangunan akan dikombinasikan
secara elegan dan menghadirkan beberapa venue
untuk kegiatan kuliner, baik di dalam atau luar ruangan bersama dengan
fasilitas konferensi, pusat kebugaran, dan perbankan.
Berangkat dari pemikiran masa depan, setiap komponen dari
proyek ini focus terhadap biaya oeprasional yang efisien dari setiap tenant yang ada. Sequis Tower didesain
bebas kolom, lantai luas tanpa penghalang, dan menyajikan pemandangan yang
luas. Dengan system raised floor, tenant akan mendapatkan keleluasaan untuk
mengatur tata letak ruangannya karena tinggi ruangan mencapai tiga meter.
Pembangunan ini juga didukung ole hkonsultan parkir terpercaya yang membuat
arus lalu lintas di area parkir lebih nyaman. Nantinya, akan tersedia ruang
parkir yang bisa menampung hingga 1.500 mobil.
Perwakilan Farpoint Dougle Crichton mengatakan, pihaknya
sangat senang karena bisa menghadirkan awal dari pembangunan gedung perkantoran
yang luar biasa ini, sekaligus menjadi cerminan tumbuhnya bisnis international
di Jakarta. Lebih lanjut, Dougie mengatakn, Sequis Tower dikembangkan untuk
melayani kebutuhan sector bisnis yang membutuhkan ruang kantor dengan standar
international.
Dengan memiliki kantor di Sequies Tower, kantor
multinasional atau domestic anda akan marefleksikan visi jangka panjang untuk
Jakarta yang lebih baik karena bisnis anda akan berkelanjutan baik untuk
sekarang ataupun di masa depan. Target kami untuk mendapatkan LEED dengan rating platinum adalah dengan
menghadirkan penghematan energy hingga 60 persen dengan cara pembangunan system
konservasi air yang unik, system solar
screen yang spesial, dan kaca double
glazed dari vendor teknologi
dunia ternama.
Hal ini disimpulkan oleh salah satu perwakilan dari
Farpoint. Sequis Tower adalah refleksi dari passion
utama Farpoint untuk mengantarkan produk yang inovatif dan pengalaman
berkualitas yang menciptakan nilai-nilai yang berharga bagi para stakeholders.
Sebagai proyek pemenang penghargaan, Sequis Tower dibangun
dari kolaborasi dari Farpoint dengan KPF (Kohn-Pedersen Fox Associates)
Architect, Thorntorn Tomasetti, Beca Engineering Consulting, Kroll Security
Group Security Consultant. Mereka semua memiliki target untuk menciptakan suatu
produk yang unik dan ikonik dari gedung lainnya di Jakarta dengan mengakomodasi
kebutuhan public dan pengguna gedung.