Rabu, 03 Maret 2021

PROPERTI | Rumah

Rumah Rumput Ramah Lingkungan
By Kevin
PRING  iku mung suket, nagging gunane akeh banget…” (Bambu itu hanya rumput, tetapi banyak sekali kegunaannya). Kata-kata itu tersurat dalam puisi Sindhunata yang berjudul “Ngelmu Pring”.
Bambu yang termasuk keluarga rumput Poaceae ini memang dapat disulap menjadi  beragam benda demi peningkatan kualitas hidup manusia, termasuk salah satu kebutuhan pokok manusia, papan atau rumah. Masyarakat Indonesia sudah sejak berabad lampau menggunakan bambu sebagai material utama bangunan rumah. Sampai sekarang, rumah-rumah di pedesaan Jawa dan Sunda masih banyak yang memanfaatkan bambu sebagai dinding, kasau, atau saka guru rumah mereka.
Arsitektur modernpun merespons bambu dengan positif. Simon Velez, arsitek tersohor dari Kolombia, menganjurkan penggunaan bambu sebagai bahan utama bangunan. Kreasinya yang paling terkenal, Nomadic Museum, yang material penyusunnya hampir semuanya adalah bambu, memukau seluruh dunia dan melanglang buana dari New York ke California, Tokyo, dan Meksiko. Simon menunjukkan kepada dunia kekuatan dan keindahan bambu dalam karya-karyanya.
Bambu dapat dijadikan salah satu pilihan untuk membuat konstruksi bangunan seperti rumah atau kantor. Struktur bambu terbukti memiliki banyak keunggulan. Seratnya yang liat dan elastic amat baik dalam menahan beban, baik beban tekan/tarik, geser, maupun tekuk. Jenis bambu tertentu bahkan dapat menggantikan baja sebagai tulangan beton. Bambu juga dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan kayu karena lebih mudah dan cepat diperbaharui.
Jenis bambu yang paling sering digunakan sebagai material konstruksi adalah bambu petung/betung dan bambu apus/tali. Bambu petung memiliki dinding yang tebal dan kokoh. Diameternya dapat mencapai lebih dari 20 cm. bambu petung banyak dipakai sebagai tiang atau penyangga bangunan dan dibelah untuk keperluan dijadikan usuk. Bambu apus yang berdiameter 4 hingga 10 cm sering dimanfaatkan sebagai komponen atap dan dinding pada bangunan.
Untuk meningkatkan daya tahan dan waktu pemanfaatannya, bambu perlu diawetkan sebelum digunakan. Dulu orang mengawetkan bambu dengan cara tradisional seperti merendam atau mengasapinya. Kini, metode pengawetan bambu telah berkembang, antara lain proses boucheri atau butt treatment yang menggunakan larutan pengawet.
Dengan pengawetan, perancangan, dan perawatan yang baik, anda pun tak perlu segan menggunakan bambu untuk konstruksi rumah anda. Meski hanya rumput, bambu akan membuat rumah anda unik, indah, dan ramah lingkungan.