Senin, 11 April 2011

Info Properti | Sang Pionir

Saat Sang Pionir Mengembangkan Sayap

Oleh Kevin

Kinerja Pasar Semakin Baik

Procon menuturkan pandangannya terhadap perkembangan property belakangan ini. Menurutnya, pada akhir 2010 lalu dengan pemulihan ekonomi semakin kuat, ke depannya kinerja pasar property akan semakin baik.

Hal tersebut telihat dari kenaikan tingakt permintaan hampir di seluruh sector property selama 2010, yang tentunya akan meningkatkan tingakt hunian dan harga sewa pada tahun 2011-2012.

Jika dilihat apa yang terjadi pada awal tahun 2011 dengan prediksi di atas, performance pasar property cukup positif. Terutama di sector ruang perkantoran, hal ini ditandai meningkatnya permintaan (inquires) akan ruang perkantoran jika dibandingkan quarter pertam 2010. para calon penyewa (tenants) sudah mencari kebutuhan ruang perkantoran untuk tahun 2011, sejak akhir tahun 2010.

Daerah perkantoran di Ibu Kota yang mendapat permintaan paling banyak adalah daerah perkantoran di Central Business District (CBD), dan JITB Simatupang Jakarta Selatan untuk perkantoran di luar CBD. Pengembang atau pemilik gedung perkantroan memiliki kecenderungan menaikkan harga sewa sebesar 5-10 persen dari akhir tahun 2010, terutama untuk perkantoran yang telah memiliki tingkat hunian atau okupasi tinggi yang terletak di daerah CBD dan JITB Simatupang. Dari aktifnya permintaan penyewaan yang terindikasi pada awal tahun 2011, gedung perkantoran di CBD dan JITB Simatupang pada tahun 2011 diprediksi akan tetap mempunyai tingkat hunian yang tinggi.

Untuk pasar property di sector ritel juga mengalmai perbaikan terutama di proyek-proye pusat perbelanjaa dengan tingkat okupasi yang tinggi, yang pengembang sudah mulai mengurangi insentif mereka untuk fitting out dan termin pembayaran. Namun untuk pusat perbelanjaan dan mal baru, insentif dan term pembayaran yang lebih fleksibel masih tetap ditawarkan kepada para retailer. Retailer pada umumnya masih didominasi dengan F&B dan fesyen.

Retailer sudah cukup aktif untuk mencari kesempatan dala membuka outlet mereka. Namun, dalam pemilihan mal, para retailer akan mempelajari kepadatan pengunjung pusat perbelanjaan (traffic) dan harga sewa yang ditawarkan.

Mengacu pada prediksi pemerintah pada akhir 2010 bahwa pertumbuhan ekonomi akan mencapai 6 sampai 6,5% pada 2011 dan interest rate yang diusahakan rendah, maka sector property diharapkan tetap berkinerja baik. Begitu pula dengan sector kondominium dengan profil pembeli yang banyak menggunakan fasilitas pinjaman bank. Tingkat penjualan sector kondominium juga tetap tinggi.

Sementara itu, meski tahun ini disinyalir ada opsi kenaikan bahan baker, tetapi dampaknya belum terasa sekarang. Baru akan terlihat dalam waktu 3-6 bulan ke depan. Ada tendensi kenaikan, tetapi tidak terlalu melonjak di sector property.

Oleh karena itu, jika ditanya, beli property tidak sekarang? Nah, bila rencana investasi, tela hsesuai budget dan kesediaan dana. Belilah sekarang akan lebih baik.

Perintis Konsultan Properti

Di balik perkembangan pesat property di Indonesia, tidak lepas dari berbagai elemen di dalamnya, salah satunya adalah jasa konsultan peroperti. Bicara soal bisnis ini, tentu anda tak bisa melepaskan peran penting Procon.

Procon didirikan sejak tahun 1980, sesuai dengan misi dan visi Budi Moeffreni sebagai pendiri Procon yang sejak awal melihat adanya peluang mendirikan jasa konsultan property.

Pada mulanya, visi ini berasal dari kebutuhan keluarga Moeffreni memenuhi kebutuhan klien mereka yang bergerak di industri minyak dan energi, yang akan bertempat tinggal di Jakarta. Dari kebutuhan inilah, sekaligus didukung kondisi ekonomi dan usaha di Indonesia yang terus berkembang pada tahun 1980-an, bisnis Procon pun dimulai dengan tim kecil dan menjadi perintis bisnis konsultan property di Indonesia.

Dengan visi dan misi yang jelas, sekaligus didukung intuisi bisnis yang tajam dari Budi Moeffreni, usaha Procon terus berkembang. Apalagi dalam perjalanannya perusahaan ini sempat menggandeng perusahaan property mapan asal Inggeris, Jones Lang Wootton. Hasil kerja sama ini membuat Procon jadi lebih mantap mengembangkan bisnisnya ke tahun-tahun berikutnya.

Di kala bisnis peroperti kian berkembang pesat, Procon melihat kemajuan tersebut sebagai peluang untuk menjadi besar, dengan didukung tenaga ahli dalam dan luar negeri yang sangat berpengalaman.

Dengan kemajuan pesat dan didukung kondisi pasa property yang kian agresif kala itu Procon berkembang dengan memiliki sekitar 15 divisi dan staff sekitar 200 orang. Jasa konsultasi property dan pemasaran menggarap hampir seluruh jenis property komersial. Pembukaan kantor cabang juga telah dilakukan di Surabaya dan bali.

Dengan eksistensi yang kuat di Indonesia, khususnya di Jakarta, boleh dibilang hampir seluruh proyek property komersial utama di sepanjang jalan protocol di Jakarta, seperti di Sudirman, MH Tharmin, HR Rasuna Said, ditanggani Procon. Penanganan itu baik dari segi studi kelayakan, pemasaran (sewa atau jual), ataupun manajemen property.

Sederet proyek prestisius banyak ditangani Procon,. Proyek-proyek yang ditangani kala itu, antara lain Plaza Indonesia, Plaza Senayan, Plaza Lippo, Ratu Plaza, Sampoerna Strategic Square), ATD Plaza, Setiabudi Building I&II , Gedung Bursa Efek Indonesia, Graha Aktiva dan masih banyak lagi.

Terus berkembangnya bisnis peroperti pada awal tahun 90-an, membuat peluang bisnis Procon semakin terbentang luas, salah satunya dalah perintis jasa Occupier Advisory Services, jasa Procon yang mewakili suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan property, baik di ruang kantor, perumahan, maupun lainnya.

Dari jenis jasa ini, Procon berhasil mendapatkan penugasan dari perusahaan multinasional, seperti Shell, Nestle, Conoco Philips, dan BCA untuk bertindak mewakili mereka untuk memenuhi kebutuhan ruang perkantoran. Lewat jasa Occupier Advisory Services, menjadi salah satu pemicu berkembangnya kawasan Jl TB Simatupang di Jakarta Selatan yang kini semakin dipenuhi gedung perkantoran build to suit (dibangun sesuai keinginan para penyewa).

Dalam perjalanan waktu, setelah sekitar 20 tahun bersama. Procon berpisah dengan Jones Lang La Salle (perubahan dari Jones Lang Wooton) yang dirasa telah cukup kuat di pasar property. Perpisahan dua mita andal ini dirasakan perlu agar masing-masing dapat berkembang lebih baik lagi. Kini, Procon telah berafiliasi dengan Savills, sebuah perusahaan konsultan terkemuka dari Inggeris.

Kemudian, Procon menawarkan jasa yang dibagi dalam empat grup besar, yaitu Strategis Advisory Group, Occupier Servicer Group, Markets Group, dan Property Management Services Group. Masing-masing group memiliki ragam department yang memberikan jasa yang menunjang sesuai kebutuhan klein-klein Procon. Salah satunya adalah Internasional Property, department yang baru diluncurkan pada awal tahun ini.

International Property

Deparment ini hadir menyediakan jasa bagi para pembeli dan penjual property, baik di Indonesia maupun di pasar international terpilih. Untuk layanan pembeli, Procon membantu orang asing untuk membeli property di Indonesia, dengan focus di kawasan Bali, seprti resort property, di kawasan Jimbaran-Uluwatu.

Sejak lama komunitas orang asing ini sudah terbentuk dan merasa feel at home dengan Bali. Mereka punya keinginan untuk membeli dan tidak masalah dengan system sewa. Biasanya dalam bentuk long term lease, bisa sewa hingga 50 tahun.

Sementara untuk orang Indonesia yang hendak membeli property di negeri lain, juga dapat dibantu Procon. Propertinya antara lain berada di Australia dan Selandia Baru, Hongkong, Malaysia, Singapura, Inggeris, dan lain-lain. Lalu untuk layanan penjual, Procon menyediakan jasa Indonesia Resort property dan international residential.

Setelah melewati tiga decade, saat ini Procon semakin kuat berdiri di ranah jasa konsultan property. Perusahaan tersebut, kini memiliki tidak kurang dari 18 divisi dengan 250 staf professional. Procon pun siap berkembang untuk 30 tahun mendatang dengna menjaga standar kualitas pelayanan sangat tinggi serta hubungan yang terjaga baik dengan para klien.

Rencana dekat Procon adalah memastikan Procon tetap sebagai perusahaan yang sustainable dan profitable, serta menjaga posisi perusahaan ini sebagai market leader.



Saat Sang Pionir Mengembangkan Sayap

Oleh Kevin


Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4

Dengan iklim tropis dan panorama alam yang elok, siapa yang tak betah tinggal di negeri ini? Belum lagi kehangatan masyarakat dengan ragam budayanya. Tak hanya penduduk asli negeri ini yang dibuat betah dan mencintai Tanah Airnya, tetapi kini banyak kaum ekspatriat turut jatuh cinta pada Indonesia.


Dengan jumlah populasi penduduk Indonesia yang kian bertambah, kurang lebih 234,4 juta jiwa per tahun 2010, tentu kebutuhan tempat tinggal dan tempat bekerja semakin meningkat. Bukan sekadar membutuhkan tempat tinggal saja, tetapi juga hunian yang mampu mendukung kualitas hidup dan tempat bekerja yang dapat menyokong langkah perusahaan.


Dengan bergulirnya waktu, kita dihadapkan pada kemajuan zaman dan era globalisasi. Kini, di mana mana modernisasi dilakukan dan derap langkah pembangunan di berbagai sector kehidupan terus bergeliat, termasuk ranah property.


Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4

Perkembangan Pesat

Sesungguhnya, perkembangan pesat bisnis property terjadi pada tahun 1980-1990-an. Pada era ini, bermunculan pengembang-pengembang property andal yang membangun property komersial, seperti gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, apartemen, kondominium, hotel, bahkan kawasan industri dan perumahan berskala ratusan hingga ribuan hektar.


Dengan pembangunan property di Indonesia pun terus berjalan. Meski sector porperti sempat mengalami imbas krisis ekonomi pada tahun 1998, tetapi hal itu tidak menyurutkan pengembang property untuk bangkit dan terus mengembangkan bisnisnya. Tengoklah kini pembangunan sector property kian pesat, terutam di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Bahkan property di bali juga mengalami perkembangan yang signifikan

Kebutuhan lahan residensial dan komersial kini semakin tak terhindari, apalagi bila dikatikan pusat perekonomian, seperti Jakarta. Sebagai pusat pemerintahan dan sentra bisnis, laju pembangunan di kota ini dan kawasan sekitarnya terus berjalan.

Oleh karena itu, untuk mengakselerasi derap pembangunan dan sentra bisnis yang baru. Belum lagi ditambah menjamurnya hunian baru, baik landed house maupun apartemen, serta pusat-pusat perbelanjaan yang menggusung konsep gaya hidup modern.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar