Rabu, 15 Juli 2015

Langgam Properti

Kembali kepada Tangga

By Kevin

Ada yang kini terpinggirkan pada bangunan-bangunan tinggi. Tangga. Elemen ini kini biasanya dijadikan jalur dalam keadaan darurat saja. Dalam kondisi normal, orang akan memencet tombol untuk berpindah level.

TANGGA, selain menjadi tidak seberfungsi dulu, terkait dengna isu lain, kesehatan dan energy. Hal ini menarik perhatian department of health and mental hygiene’s AS. Di gedung itu, dipasang poster kampanye yang berbuny, “Burn caloris”, not electricity. Take the stairs!” Kampanye ini bertujuan menurunkan menurunkan tingakt obesitas dan gaya hidup tak sehat sekaligus mengajak orang-orang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Tentu saja kita tidak harus menggunakan tangga untuk naik sampai tujuh lantai. Memanfaatkannya untuk dua atau empat lantai pun sudah merupakan kontribusi yang positif.

Menggunakan tangga untuk berakitivitas berdampak signifikan terhadap kesehatan. Seperti kita ketahui, tingkat obesitas di AS tinggi sekali. Sebuah penelitian bahkan megnungkapkan, jika orang Amerika meluangkan waktu untuk menggunakan tangga dua mint lebih lama setiap harinya, mereka dapat membakar kalori dan nantinya bisa mencapai berat badan rata-rata.

Masalahnya, meski kita tahu bahwa menggunakan tangga lebih sehat dan lebih ramah lingkungan daripada memakai lift, rasa malas kerap menghalangi niat memilih tangga. Selain itu, jika tangga berada di posisi yang tidak strategis ata utidak terawatt, kita merasa tidak nyaman menggunakan tangga tersebut. Memahami hambatan psikologis ini, New York City menerapkan strategi lain. Mendorong orang naik tangga dengan mendesain tangga semenarik mungkin.

Bukan sekadar sirkulasi berjalan

Arsitek Tim Burney juga pernah memberikan pernyataan, “Ada masa sebelum lift, ketika tangga merupakan kesempatan besar arsitek untuk mengeksplorasi ruang tiga dimensi.” Sebelum ada lift, tangga menjadi bagian dari ekplorasi kreatif para arsitek. Mereka berupaya mendesain tangga dengan estetis. Hal ini membangun kesempatan bagi para arsitek untuk memberikan solusi yang cerdas.

Hal inilah yang dilakukan Edge Design Institute di Hong Kong. Mereka mengubah tangga umum yang sepi menjadi tempat yang menarik untuk didatangi dalam apa yang mereka sebut The Cascade Project. Terletak di The Centrium, susunan anak tangga ini menawarkan pengalaman berbeda dengan adanya patung-patung asimetris yang bisa dijadikan tempat duduk di baigan pinggirnya. Sistem pencahayaan yang menciptakan atmosfer hangat dihadirkan untuk membuat ruang itu nyaman bahkan di malam hari. Nah, bagaimana cara kita di sini untuk membuat orang kembali tergerak untuk memilih tangga.

Di Indonesia juga tak ketinggalan untuk mengkreasi tangga dengan berbagai macam gaya. Seperti yang dilakukan oleh salah satu pusat perbelanjaan di kawasan kuningan, Jakarta selatan, tanga juga digunakan sebagai alat promosi sebuah produk, dengan menggunakan teknologi LED, tangga yang berada di lobi utama tersebut mampu menampilkan banyak formasi gambar dan pencahayaan warna yagn ramai nang gemerlap.

Selain itu, ada tangga piano di stasiun kereta di Brasil, tepatnya di Stasiun kereta Osacscu. Jika diinjak, tangga akan mengeluarkan irama merdu layaknya tuts pada piano. Menarik ya. Mengkreasikan tangga yang ada di rumah juga dapat dilakukan. Jika bukan pada tangganya langsung, anda dapat menghias dinding sepanjang tangga dengan beragam lukisan, foto, dan benda-benda berharga atau yang dianggap unik lainnya.

Yang perlu diperhatikan adalah tangga kin bukan hanya milik bangunan-bangunan besar. Rumah berlahan terbatas pun sangat membutuhkan elemen ini. Hanya, memang anda dituntut cermat dalam engaplikasikannya agar kehadiran tangga tak justru mempersempit ruang yang sudah terbatas itu.

Sebaiknya tangga didesain dengan baik dan berani. Jangan tanggung-tanggung mengeksplorasi bentuk, detail, dan penggunaan materialnya. Artinya, selain factor struktur yang harus diperhatikan, untuk bisa menjadikan tangga sebagai sesuatu yang monumental di dalam rumah harus berani (ekspresif) dalam menggunakan pilihan material, selain tentunya dari bentuk. Nah, apa pun yang dikreasikan pada tangga merupakan bentuk bagaimana cara kita di sini untuk membuat orang kembali tergerak untuk memilih tangga!.

Catatan : Baluster merupakan penyangga pegangan tangga, biasanya bentuknya mengarah vertikal. Material baluster bisa terbuat dari kayu, besi, beton, baja, dan ada yang menggunakan kaca.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar