Selasa, 30 September 2014

AKU DAN RUMAHKU

MERPATI di RUMAH BATU
By Kevin, di sadur dari KOMPAS, MINGGU, 14 SEPTEMBR 2014, teks oleh MAWAR KUSUMA, FOTO dari google.
#francis surjaseputra
Seperti apa rumah Presiden Himpunan Desainer Interior Indonesia yang juga Presiden Asia Pacific Space Designer’s Alliance? Dengan segala keramahan, Francis Surjaseputra (47) segera membuka lebar-lebar pintu rumahnya yang bernuansa sejuk pegunungan di tengah padatnya ibu kota.
UNTUK menghadirkan suasana alami. Francis mengandalkan kekuatan cahaya sebagai kunci utama. Limpahan cahya yang amsuk ke stiap sudut ruang menumbuhkan kesegaran baru. Penghuni rumah dengna mudah bisa menghirup pertantian hari dari pagi, siang, hingga malam hari dari jendela yang terbuka lebar.
“Saya mengandalkan suasana alami. Kesempurnaan itu membosankan. Sempurna apapun pasti nanti kurang sempurna. ketidaksempurnaan itulah yang justru indah, seperti melukis enggak pernah berhenti. Proses mendesain juga sama. Yang penting feeling sudah oke,” kata Francis tentang rancangan rumah pribadi yang juga berfungsi sebagai kantor itu.
Ketidaksempurnaan pula yang ditonjolkan Francis sebagai aksen utama. Ketika merenovasi lantai dua rumah yang dialokasikan untuk tempat tinggalnya bersama kedau putra-putrinya. Ia berpesan agar batu bata di dinding rumah dibiarkan ala kadarnya. Begitu ditinggal keluar kota, tukang bangunan lupa dan dinding batu bata sudah diplester.
Akhirnya, agar rasa rustic dengan kekhasan nuansa tua dan “berkarat” tetap tercipta , dinding rumah terpaksa dicat, tapi tanpa melalui proses pelapisan aci. “Enggak mengejar kesempurnaan di rumah ini. Pengin sesuatu yang beda. Saya suka rustic. Lebih artistik,” tambah Francis.
Sentuhan rustic tak hanya muncul pada dinding rumah, seperti kusen, dibiarkan kasar tanpa sentuhan ampelas. Dengan menonjolkan kesan material yang kasar dan tua, ruma htersebut menjadi terkesan tua dan hangat.
HIBRIDA DESAIN-SENI
Rumah Francis menjadi semakin berkesan tua karena ia menaruh beragam benda antic di setiap sudut rumah. Peti-peti tua yang dipungut dari kota kelahirannya, Malang, Jawa Timur, memenuhi salash atu sudut kantor. Bersanding dengan peti-peti tua itu tampak kulkas tua dan sepeda Peugeto yang diproduksi tahun 1952.
Jejak-jejak masa lampau makin kentara ketika kaki mulai melangkah menuju lantai dua rumah yang merupakan area pribadi Francis dan anak-anaknya. Pada tiap anak tangga, terdapat benda-benda antic. Jeriken-jeriken tua menjadi hiasan di setiap anak tangga. Ada pula rantang besi yang dulunya menjadi bekal makan tentara Belanda. Ada pula koleksi tempat air suci dari zaman Kerajaan Majapahit.
Di lantai dua, koleksi anti seperti garamofon menajdi hiasan yang sekaligus sebagai sarana hiburan. Pemutar piringan hitam itu diperoleh dari beragam tempat, seperti Yogyakarta, Spanyol, dan Amerika.
Sebagai simbol perlawanan terhadap penyeragaman barang konsumsi, Francis juga mendesain radio yang sama sekali tak menyerupai radio. Meski tetap bisa mengeluarkan bunyi, radio ini terliaht seprti meja panjang yang bisa sekaligus digunakan memajang beragam barang.
Di dinding rumah, tampak tujuh pigura dengan foto perempuan cantik. francis sempat membawa pigura-pigura itu untuk dipamerkan. Pengunjung pameran cukup menekan tombol di bawah pigura untuk berbicara lewat telepon kepada si pemilik wajah.
Produk unik lainnya berupa sendok khas Jawa yang biasa disebut suru. Jika suru dibuat dari daun pisang, suru kreasi Francis ini berbahan baku kayu jati atau kayu kelapa. Francis menyebut produk-produk kreasinya sebagai hibrida antara seni dan desain.
“Kita dipaksa menelan produk yang sudah jadi. Makan pakai sendok garpu juga wujud pemaksaan budaya. Dari situ muncul perlawanan terhadap globalisasi. Masunya yang beda. Larinya ke custom, baik desain rumah maupun baju. Karenanya profesi desainer enggak pernah mati,” kata Francis.
Elemen psikologi
Francis mulai jatuh cinta pada seni dan desain sejak kuliah di Inggris. Ia masu ke sekolah khusus bagi mereak yang belu mtahu akan mengambil jurusan apa dan sempat menjajal jursan fotografi, desain grafis, lukis, patung, hingga tekstil. Setelah satu tahun, Francis jatuh cinta pada desain interior dan mendapat beasiswa kulliah di Ecole Parsons di Paris.
Francis bergabung dengan organisasi APSDA sejak 2006 dan kini telah diangkat sebagai penghubung APSDA seumur hidup. Sebagai Presiden APSDA 2012-2015 sekaligus Presiden HDII 2013-2015, Francis menegaskan bahwas seorang desainer interior harus mampu menentukan masa depan desain, jangan ditentukan oleh kontraktor.
“Rumah dibangun sekali untuk selamanya. Kalau bisa jadi ikonik,” ujar Francis.
Saat ini, Francis sedang sibuk mengerjakan proyek desain interior untuk restoran dan hotel. Namun, ia juga menyisakan waktu untuk membantu pembangunan dua yayasan social, yaitu yayasan untuk anak kemoterapi dari keluarga kurang mampu serta sekolah bagi anak terbelakang. “Desainya harus yang terbaik. Ruangan harus terang, tapi enggak silau. Elemen kayu batu harus ada. Suasana harus alam. Bukan sintetik,” tambhnya.
Elemen warna, misalnya, bisa memberi damapk psikologi bagi kesembuhan pasien. Francis mencontohkan tentang sel tahanan pejabat yang diberi cat warna pink. Hasilnya,  siterpidana yang terpapar warna pink lama-kelamaan bisa menjadi lebih lunak dan lembut.
“Elemen alam juga penting buat kita. Cahaya, udara, tumbuh-tumbuhan, air, itu nomor satu,” tambahnya.
Dinding luar rumah dihiasi dengan tempelan batu-batuan, yang kini menjadi rumah bagi tiga ekor merpati kesayangan  yang telah beranak pinak menjadi 60 ekor. Tentang kotoran merpati yang banyak tertempel di dinding. Francis justru tertawa senang, “kotorannya? indah sekali itu!”

Sabtu, 20 September 2014

inspiritorial | Hunian

Ketika Kenyamanan menjadi Faktor Utama
By Kevin
MESKI Berbeda bagi tiap-tiap orang, konsep hunian ideal tentu memiliki nilai-nilai universal, seperti keamanan, dukungan fasilitas lengkap, dan tak ketinggalan kenyamanan. Sebenarnya, kenyamanan menjadi factor utama ketika seseorang hendak tinggal di satu tempat. Tak hanya di rumah miliki sendiri, hal tersebut juga menjadi pertimbangan ketika hendak menginap sementara di suatu tempat.
Ketika pergi ke luar kota, baik untuk berwisata maupun untuk urusan bisnis, yang diharapkan tentu tempat menginap yang berada di lokasi strategis, juga daapt memberi rasa aman, fasilitas, serta kenyamanan layaknya berada di rumah sendiri. Kalau tidak, bisa jadi tidak terkira kekesalan atau rasa lelah yang bakal timbul.
Untuk itulah beberapa hotel berupaya mengakomodasi keinginan tersebut lewat layanan-layanan prima. Salah satunya dilakukan AlyaBoutiqueHomeStay, yang pada tanggal 14 september 2011 membuka satu homestay di area di Provinsi Bali, yaitu Seminyak, salah satu daerah yang menyandang predikat budaya alami dari Bali.
AlyaBoutiqueHomeStay merupakan sebuah penginapan sekelas resort dengan suasana ketenangan sebuah rumah tinggal karena letaknya berdekatan dengan lingkungan yang nyaman dalam sebuah kelas social keramahtamahan Bali.

Selasa, 16 September 2014

Frank Gehry, Menolak Sekadar Kotak

By Kevin


Sembilan puluh delapan persen bangunan berbentuk kotak, Kita hidup dan bekerja di dalam kotak. Bagiku, ini adalah wujud penyangkalan. Kebanyakan orang bahkan tidak menyadari, kita sebenarnya hidup di lingkungan yang banal, itu tidak terhindarkan,” ujar Frank Gehry, salah satu arsitek asala California, AS, yang dianggap paling berpengaruh di dunia.

ARSITEK yang didaulat sebagai ‘arsitek terpenting zaman ini’ oleh majalah Vonity Fair ini memiliki rekam jejak luar biasa. Karya-karyanya dinilai sebagai adikarya arsitektur kontemporer. Bangunan-bangunan rancangan Gehry, termasuk rumah pribadi, menjadi atraksi turis yang laris. Ia juga diganjar penghargaan bergensi Pritzker Prize, penghargaan tahunan untuk arsitek yang karya-karyanya menampilkan kombinasi kualitas, visi, dan komitmen serta membawa kontribusi bagi kemanusiaan.

Gehry mengangkat arsitektur dekonstruktivisme. Ia menolak berpikir monoton dan selalu mencari pendekatan yang baru untuk membuat desain bangunan. Tak seperti bangunan arsitektur pada umumnya, konsep dalam arsitektur dekonstruktif tidak berpegang pada mantra “forms follow function”. Bagi Gehry, bentuk dan fungsi menjadi dua hal yang berbeda dan dalalm konteks wajah bangunan, keduanya tak harus saling menyokong.

Sejak karya-karya awalnya, Gehry membuat bangunan yang dikatakan kritikus lebih seperit patung ketimbang gedung. Karyanya radikal dan kaya eksplorasi. Gehry telah mendesain puluhan bangunan di seluruh dunia. Beberapa yang tersohor, yakni The Guggenheim Museum di Bilbao, Spanyol; The Walt Walt Disney Concert Hall di LA, AS; Der Neue Zolhof di Dusseldorf, Jerman; dan Marques de Riscal Vineyard Hotel di Spanyol.

Berani dan inovatif

Kita tilik museum Guggenheim. Lekuk-lekuk pada eksterior bangunan sengaja dirancang tak beraturan. Kata Gehry, ketakberaturan lekuk tersebut didesain untuk menangkap cahaya. Atriumnya, yang disebut Gehry The Flower karena bentuknya, menjadi pusat museum.

Bangunan ini dengan segera diakui sebagai stgruktur bangunan yang penting di dunia. Ratusan pameran telah terselenggara di bangunan ini. Museum Guggenheim juga berhasil menarik puluhan juta pengunjung. Kehadirannya telah mengubah persepsi orang tentang museum.

Museum Guggenheim menjadi pemantik Gerhy untuk membuat The Walt Disney Concert Hall di LA yang juga banyak menggunakan material logam. Gerhy bahkan berkata pusat pertunjukkan music yang dibuka pada Oktober 2003 ini barangkali tak ada jika Museum Guggenheim tak lebih dulu eksis. Walt Disney Concert Hall  juga menjadi salah satu ikon Los Angeles. Kehadirannya menjadi rumah bagi kelompok orchestra LA Philharmonic dan paduan suara Los Angeles Master Chorale.

Der Neue Zollhof, karya Gehry yang lain, terletak di samping Sungai Raine, Jerman. Saat ini, bangunan tersebut digunakan sebagai zona public dan menampung baragam pameran kesenian. Bentuknya geometrinya dan material eksteriornya yang mudah menangkap cahaya memberikan identitas unik pada bangunan. Bangunan ini terdiri atas tiga kompleks utama yang sebagiannya digunakan untuk apartemen. Jendelanya yang seolah-olah timbul seperti relief memperkuat karakter bangunan ini.

Karya Gehry telah menginspirasi banyak orang. Menurut Gehry, arsitektur akan menarik karena orang butuh melihat sesuatu yang alin, yang mungkin belum pernah mereka temui. Bagi Gehry, tugasnya adalah menerjemahkan kebutuhan tersebut kedalam desain yang lebih baik.