Kamis, 06 Maret 2014

Info | Properti

Melirik Investasi Perkantoran di Jakarta

By Kevin


Jakarta, ibu kota Indonesia, merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk terpadat di dunia. The Richest pada April 2013 lalu meliris daftar 10 kota terpadat di dunia. Jakarta berada pada urutan ke dua setelah Tokyo, Jepang. Daftar ini berdasarkan sensus penduduk 2012. Tercatat, Jakarta memiliki populasi hingga 26 juta jiwa.

Tingkat kepadatan penduduk ini jika hanya dilihat dari sisi kemacetan saja tentu akan menjadi image yang buruk. Padahal jumlah penduduk yang sedemikian besar tersebut menandakan Jakarta adalah pusat bisnis yang terus tumbuh dan tumbuh. Bukankah itu baik bagi ekonomi negara kita?

Salah satu bisnis yang terus tumbuh di Jakarta adalah property. Urban Line Institue (ULI) dan PricewaterhouseCoopers (PwC) menahbiskan Jakarta sebagai arena investasi property nomer wahid se-Asia Pacific pada tahun ini. Pertumbuhan bisnis dan investasi property di Jakarta tidak melulu hanya semakin banyaknya hunian mewah, tetapi juga investasi di property kantor.

Periode Juli-September 2013, sector perkantoran di Jakarta sempat tergelincir karena berkurangnya serapan dan pasokan. Namun, harga sewa sector perkantoran pada penghujung tahun 2013 ini masih signifikan. Lembaga riset Cushman and Wakefield mencatat, pertumbuhan harga sewa perkantoran di Jakarta tercatat 30 persen jauh di atas pencapaian kota-kota besar di dunia lainnya, seperti Dublin, Irlandia (13 persen) dan Boston, AS (10 persen) yang berada di peringkat kedua dan ketiga.

Meski tengah berada di situasi ekonomi yang tidak menentu, Cushman and Wakefiled merekam pasar perkantoran global akan membukukan pertumbuhan yang stabil pada 2014. Kesabilan ini juga akan terus berlanjut di 2015 seiiring optimisme pasar dan keyakinan baru dalam keuntungan bisnis.

Harga Melonjak

Mengutip dari Kompas.com, Director Services Coliers International Indonesia mengagtakn sempat terjadi penurunan penyerapan unit perkantoran, terutama di area central business district (CBD) Jakarta. Menurutnya, penyebabnya adalah harga sewa dan jual tanah sudah terlalu tinggi. Selain itu, di tengah haraga dollar AS yang terus melambung tinggi, harga sewa kantor di Jakarta ikut merangkak naik.

Jika dilihat dari sisi keinginan dan permintaan, sebenarnya tidak ada penurunan. Karena tampil di CBD adalah seperti sebuah keharusan bagi perusahaan dengan profil besare khususnya perusahaan yang bergerak di bidang financial, perbankan, jasa konstruksi, asuransi, dan telekomunikasi, serta IT.

Untungnya, penurunan tersebut tidak berlangsung lama. Kuartal berikutnya kebutuhan akan ruang perkantoran di CBD kembali pulih. Hal tersebut mendorong melesatnya haraga perkantoran sewa dan strata kelas A. masih mengutip dari Kompas.com, hargasewa di CBD Jakarta kini sudah mencapai 300.000 hingga 500.000 per meter persegi per bulan. Harga itu masih diluar harga servis.

Pulinya permintaan kantor ini ditengarai kerana ada kebutuhan perusahaan asing atau multinasional. Hal ini dikatakan oleh Country Head Jones Lang LaSalle Indonesia di kompas.com. sejatinya, meroketnya harga perkatnroan di Jakarta lebih dari 30 persen sudah dimulai dari 2010. Kala itu, harga permintaan eprkantoran sudah mencapai 18 juta-20 juta per meter persegi. Setaip tahunnya, harga terus melonjak. Terakhir, pada tahun ini posisi transaksi sudah berada di level 35 juta – 55 juta epr metr persegi.

Jones LangLaSalle memperkirakan, harga perkantoran di Jakarta akan terus berlanjut hingga menyentuh angka ‘maksimal yaitu 70 juta per meter persegi tahun depan. Harga ini mungkin bila dilihat akan sangat tinggi. Namun, jika dibandingkan dengan kota di kawaqsana Asia Padifik lainnya seperti Singapura, Hong Kong, Mumbai, Tokyo, dan Sydney, jakarta masih berada di bawah mereka. Ibu kota Indonesia ini hanya unggul dari Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia.

Dikatakan tingkat investasi asing dan domestic masih tinggi karena pertumbuhan ekonomi masih positif. Posperk ini akan terus berlangsung positif hingga tahun 2014 sehingga bisa dikatakan Jakarta masih menarik untuk investasi.

Langkah Awal

Sebagai ibu kota negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi terbesar kedau di dunia, Jakarta menjadi sebuah symbol pembangunan di Indonesia. Jalur Sudirman-Thamrin dan kawasan bisnis terpadu Jakarta seakan tak pernah berhenti membangun. Perlahan, tetapi pasti, perkantoran berlevel internasional dengna bentuk dan fasilitas mulai menjamur.

Salah satunya  adalah Sequis Tower, Gedung perkatnoran milik PT Farpoint uni bisnis dari Gunung Sewu Group ini baru-baru menjadi proyek property pertama di Indonesia yang menerima penghargaan dari MIPIM Award untuk kategori Best Future Project Asia Pacific 2013. Ini merupakan kebanggan tersendiri bagi Indonesia sekaligus menandai permulaan PT Farpoint untuk menghadirkan a state-of-the-art gedung perkantoran.

Awal pembangunan Sequis Tower yang baru ini dimulai dengan groundbreaking pada 10 Desember 2013 di Kawasan bisnis terpadau SCBD. Sekarang SCBD merupakan salah satu lokasi pengembangan kawasan urban yang paling penting di Jakarta. Sequis Tower ini direncanakan akan siap pada kuartal kedua 2017.

Sequis Tower akan menjadi symbol generasi masa depan dari gedung perkantoran international dengan grade A. Farpoint membidik Sequis Tower bisa menajdi gedung perkantoran pertama di Indonesia yang mendapatkan rating platinum untuk Leadership in Energy and Environmental Designs (LEED) untuk menarik perusahaan multinasional kelas dunia.

Pelopor Perkantoran Kelas Dunia

Sequis Tower memiliki akses dari dua rah, yaitu dari SCBD dan Jalan Sudirman. Ini akan menjadi suatu bentuk kenyamanan optimal yang dihadirkan Sequies Tower menuju mal terkemuka, hotel, dan gedung perkantoran lainnya dengan plaza terbuka. Didukung visi menjadi destinasi gaya hidu pdan kebersamaan melalui kehadiran ruang public, pembangunan akan dikombinasikan secara elegan dan menghadirkan beberapa venue untuk kegiatan kuliner, baik di dalam atau luar ruangan bersama dengan fasilitas konferensi, pusat kebugaran, dan perbankan.

Berangkat dari pemikiran masa depan, setiap komponen dari proyek ini focus terhadap biaya oeprasional yang efisien dari setiap tenant yang ada. Sequis Tower didesain bebas kolom, lantai luas tanpa penghalang, dan menyajikan pemandangan yang luas. Dengan system raised floor, tenant akan mendapatkan keleluasaan untuk mengatur tata letak ruangannya karena tinggi ruangan mencapai tiga meter. Pembangunan ini juga didukung ole hkonsultan parkir terpercaya yang membuat arus lalu lintas di area parkir lebih nyaman. Nantinya, akan tersedia ruang parkir yang bisa menampung hingga 1.500 mobil.

Perwakilan Farpoint Dougle Crichton mengatakan, pihaknya sangat senang karena bisa menghadirkan awal dari pembangunan gedung perkantoran yang luar biasa ini, sekaligus menjadi cerminan tumbuhnya bisnis international di Jakarta. Lebih lanjut, Dougie mengatakn, Sequis Tower dikembangkan untuk melayani kebutuhan sector bisnis yang membutuhkan ruang kantor dengan standar international.

Dengan memiliki kantor di Sequies Tower, kantor multinasional atau domestic anda akan marefleksikan visi jangka panjang untuk Jakarta yang lebih baik karena bisnis anda akan berkelanjutan baik untuk sekarang ataupun di masa depan. Target kami untuk mendapatkan LEED dengan rating platinum adalah dengan menghadirkan penghematan energy hingga 60 persen dengan cara pembangunan system konservasi air yang unik, system solar screen yang spesial, dan kaca double glazed dari vendor teknologi dunia ternama.

Hal ini disimpulkan oleh salah satu perwakilan dari Farpoint. Sequis Tower adalah refleksi dari passion utama Farpoint untuk mengantarkan produk yang inovatif dan pengalaman berkualitas yang menciptakan nilai-nilai yang berharga bagi para stakeholders.

Sebagai proyek pemenang penghargaan, Sequis Tower dibangun dari kolaborasi dari Farpoint dengan KPF (Kohn-Pedersen Fox Associates) Architect, Thorntorn Tomasetti, Beca Engineering Consulting, Kroll Security Group Security Consultant. Mereka semua memiliki target untuk menciptakan suatu produk yang unik dan ikonik dari gedung lainnya di Jakarta dengan mengakomodasi kebutuhan public dan pengguna gedung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar