Senin, 10 Maret 2014

Propertibioclimatic Tower, Gedung ijau Pencakar Langit

Teks asli oleh Ren Katili (Kompas 6 Desember 2013), disajikan kembali oleh Kevin


Pada awal era 2000-an, negara-negara industry yang tergabung dalam UNFCCC menetapkan standar penurunan emisi karbon di masing-masing industry. Hal ini dilakukan sebagai upaya “menebus-dosa” pada bumi termpat berpijak untuk mencegah pemanasan global ari perubahan iklim

Tonggak sejarah “hijau” dunia pun dimulai. Tidak saja pada bidang industry dan transportasi, bidang pembangunan juga mulai berlomba menjadi elemen bumi yang memiliki dampak negative paling sedikit, lebih ramah lingkungan, lebih rendah penggunaan energy, dan lebih sedikit emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer.

Akan tetapi, siapa sangaka, satu decade sebelumnya, tepatnya pada 1992, ketika standar hijau belum diterapkan dengan system sertifikasi, Malaysia telah menciptakan gedung pencakar langit yang telah menerapkan criteria hijau tersebut. Gedung tersebut adalah Bioclimatic Tower karya arsitek Prof Dr Kenneth Yeang.

Bioclimatic Tower yang berada di subang Jaya, Malaysia ini pada dasarnya adalah bangunan bertingkat tinggi yang menerapkan strategi design yang tepat dengan merespon keadaan iklim setempat. Gedung ini juga mengoptimalkan efisiensi energy untuk mencapai kualitas hidup dan kenyamanan para penggunanya.

Seperti juga Indonesia, Malaysia bernaung di daerah khatulistiwa atau tropis dengan iklim panas lembab. Lima elemen yang paling dominan dirasakan di daerah dengan iklim seperti ini adalah tingginya radiasi matahari, suhu udara yang cukup panas, udara yang sangat lembab, curah hujan yang tinggi, dan kecepatan angin yang rendah. Karena karakteristik iklim yang tidak berbeda jauh itu, strategi desain pada Bioclimatic Tower ini jelas sangat mudah diadopsi pada gedung-gedung bertingkat tinggi di Indonesia.

Reduksi Radiasi Matahari

Meski berbentuk silinder, gedung yang berfungsi sebagai kantor ini memiliki permukaan bangunan yang berbeda di setiap sisinya. Orientasi bangunan, lapisan permukaan, hingga peletakan ruang di dalamnya didesain dengan perhitungan yang matang berdasarkan pergerakan matahari sepanjang tahun untuk meminimalkan panas yang terjadi dalam gedung.

Sisi utara dan selatan gedung memiliki selubung utama berupa dinding kaca. Kedua sisi tersebut merupaka ndaerah yang paling minim mendapatkan pancaran sinar matahari langsung. Oleh karena itu, penggunaan selubung kaca ini sangat optimal untuk pencahayaan alami pada pagi hingga sore hari.

Area core bangunan ini merupakan servis area dan sirkulasi yang terdiri dari toilet, lift, dan tangga. Mengingat tingkat okupansi yang rendah di area terebut, posisinya sengaja diletakkan berada di sisi timur sebagai penahan panas yang muncul dar iradiasi matahari pada pagi hingga siang hari. Selain itu, karena toilet merupakan area basah yang biasanya lebih lembab, peletakkan di sisi timur ini dapat membuatnya tetap kering dengan memanfaatkan jatuhnya sinar matahari di area tersebut.

Sementara itu, di sisi barat gedung, panas matahari direduksi dengan sengaja dibuat coakan dan menambah teras serta shading di depan kaca sebagai pelindung panas dari matahari siang hingga sore hari dengan membayanginya. Untuk mereduksi panas matahari dari atap, ken Yeang meletakkan kolam renang di lantai paling atas sehingga pancaran panas dapat dipantulkan melalui permukaan air kolam.

Bagian dasa bangunan dibuat sebuah bidang miring dengan taman buatan di atasnya sebagai pelindung dari sinar matahari pagi di area lobi. Namun, pada jarak tertentu, beberapa lubang kaca dibuat untuk penerangan pada siang hari agar menghindari penggunaan lampu.

Ventilasi Udara Alami

Core bangunan sengaja dibuat terbuka, terutama pada area tangga darurat serta toilet dengan mengandalkan pengudaraan alami. Bentuk dasar silinder in isendiri juga mampu membuat udara lebih mudah bergerak di sepanjang permukaan gedung, ditambah lagi dengan adanya teras serta coakan pada permukaan bangunan.
Selain memberikan bayangan yang jatuh pada bangunan, teras-teras yang terbentuk difungsikan sebagai area transisi untuk interaksi ruang dalam dan ruang luar. Oleh karena itu, pertukaran udara segar dapat dilakukan dengna membuka pintu-pintu geser yang berada di teras tersebut.


Struktur dan Material

Tipikal bangunan tinggi di daerah empat musim adalah letak struktur yang berada tertutup di dalam selubung bangunan (kaca). Hal ini sengaja dilakukan untuk menghindari rambatan suhu ekstrem yang sangat dingin di bawah titik beku air masuk ke dalam gedung melalui kolam, balok, dan lantai.

Namun, hal tersebut berbeda dengan struktur gedung bioclimatic ini. Kolom dan balok sengaja diletakkan terekspos di bagian eksterior. Kolom baja sengaja dilapisi dengan bahan stainless steel untuk memantulkan kembali cahaya matahari yang jatuh di permukaan agar rambatan panas tidak masuk ke dalam bangunan.

Vegetasi

Tanaman adalah elemen penting dala marsitektur bioclimatic. Oleh karena itu, sang arsitek merasa perlu meletakkan landscape tidak hanya secara horizontal, tetapi juga vertical dengan memanfaatkan teras di sepanjang sisi gedung sebagai penghasil oksigen dan mampu menurunkan suhu di sekitar bangunan.

Dengan strategi desain tersebut, Bioclimatic Tower mampu menerapkan efisiensi energy secara maksimal. Hal ini berdampak pada emisi karbon yang rendah. Pada 1995, gedung ini menerima penghargaan Aga Khan Award untuk bidang Arsitektur. Selain itu, beberapa studi terhadap pekrja gedung ini membuktikan, dengan emmberikan ruang untuk para pekerja berinteraksi dengan atmosfer luar, hal ini membantu mereka lebih segar dan produktif dalam bekerja. Tidak hanya berdampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga kesehatan bangunannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar