Senin, 19 Mei 2014

KELENTENG

Poperti China Selalu Menyala

Oleh Kevin


BANGUNAN adat atau keagamaan warga China selalu menarik diamati. Peroperti tersebut umumnya memiliki banyak ornament yang mengisahkan atau mengabarkan sejumlah symbol. Warna-warna menyala juga lumrah menyelimuti peroperti warga China.

Di jalan-jalan ke Kelenteng Petak Sembilan (Kim Tek Le) di Jakarta, misalnya, kita akan bertemu ornament burung api dan naga pada pintu masuknya. Burung api dan naga menjadi symbol ratu dan kaisar. Tempat ibadah yang juga disebut Kelenteng Kebajikan Emas ini di pintu utamanya juga terdapat lukisan Men Shen sebagai symbol penjaga kelenteng dari segala keburukan.

Di Semarang, Jawa Tengah, juga berdiri megah Kelenteng Tay Kak Sie. Ornamen-ornamen yang membungkus kelenteng ini juga memiliki arti yang dalam. Semisal, naga yang mewakili kekuatan dan sosok laki-laki; burung api sebagai symbol keluwesan, kebajikan, dan sosok perempuna; bamboo yang melambangkan keabadian; dan bunga moi yang berbicara tentang keindahan.

Warna juga memainkan peran penting dalam aristektur warga china. Bahkan ada beberapa warna yang diwajibkan ada dalam suatu bangunan karena dianggap mendatangkan kebaikan. Begitu pula terdapat warna yang sebaiknya sedikit saja ada atau jika mungkin ditiadakan dari suatu property. Menurut ilmu psikologi, warna memang membawa pengaruh tertentu terhadap orang yang tinggal di sekitarnya.

Warna emas semisal, warna yang dianggap amat bagus karena mengundang keberuntungan dan keceriaan. Disusul merah yang menajdi symbol kemakmuran dan kebahagiaan. Tak mengherankan jika apda perayaan imlek, warna emas dan merah tampil cukup dominan. Warga china juga percaya, warna biru dapat mendatangkan ketentraman. Sementara itu, putih menjadi tanda kesedihan.

Warna tak hanya memulas fisik bangunan. Perelengkapan sembahyang seperti lilin juga tak luput dari pewarnaan yang penggunaannya bisa disesuaikan dengan situasi. Sebagai contoh, lilin berwarna biru menajdi symbol bakti. Sementara, untuk menguarkan kebijaksanaan digunakan lilin kuning. Jika hendak menyembunyikan cinta kasih, lilin merah adalah wakilnya.

Adapun lilin warna putih dipakai untuk menegaskan adanya kesucian, dan lilin oranye menjadi pembawa semangat. Secara umum, pemahaman warna masyarakat china tak jauh berbeda dengan masyarakat lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar